Abnormal Psychology (google) |
Terdapat beberapa kriteria biasa. Satu kriteria mudah adalah jarang secara statistik. Ini mempunyai satu kelemahan — yang amat bijak, jujur, atau gembira adalah sama abnormal seperti yang sebaliknya. Dengan itu, tabiat abnormal dianggap jarang secara statistik dan juga tidak diingini.
Kriteria yang lebih terperinci adalah resah. Seseorang yang menunjukkan keadaan muram, bimbang, murung, dll dianggap tidak normal. Malangnya, ramai yang tidak menyedari keadaan mental mereka sendiri, dan sementara mereka mungkin dapat dibantu, mereka tidak merasa perlu mendapatkannya.
Kriteria lain adalah moral. Ini memberikan banyak masaalah kerana ia mustahil bagi mencapai persetujuan bati satu set moral untuk tujuan diagnosis.
Satu kriteria yang sring digunakan adalah maladaptiviti. Sekiranya seseorang berkelakuan dalam bentuk memburukkan keadaan mereka, ia dianggap maladaptive. Walaupun ia lebih ketat berbanding kriteria di atas, ia turut mempunyai kelemahan. Sebagai contoh, kelakukan moral termasuk membangkang dan ketidakhadiran boleh dianggap masaalah menyesuaikan diri (maladaptive).
Perangai tidak normal menyalahi piwaian masyarakat. Apabila seseorang tidak mematuhi aturan moral dan masyarakat, kelakuan ini dianggap abnormal. Bagaimanapun, sejauh mana pelanggaran ini dan berapa kerap ia di langgar oleh orang lain perlu di ambil kira.
Unsur lain abnormaliti adalah tabiat luar kebiasaan akan menyebabkan ketegangan ketidakselesaan masyarakat (social discomfort) bagi mereka yang melihat kelakuan seperti itu.
Tidak waras dan tidak dapat dijangkakan adalah unsur lain bagi perangai luar biasa. Yang utama adalah sama ada mereka yang menunjukkan tingkah-laku ini mampu mengawal perangai mereka. Jiga mereka gagal, perangai ini lebih cenderung dianggap luar biasa.
Kriteria piawaian dalam psikologi dan psikiatri adalah penyakit mental. Penentuan ketaknormalan (abnormality) adalah berdasarkan diagnosis perubatan. Ini seringkali dikritik sebagai menghilangkan kawalan daripada 'pesakit', dan mudah diputarbelit bagi matlamat politik atau masyarakat.
PENGERTIAN ABNORMALITAS ATAU GANGGUAN PERILAKU
Kebanyakan dari kita pemah mengalami saat-saat dimana kita merasa cemas, tertekan, marah, gugup, dan sebagainya. Dalam menghadapi hidup yang kian kompleks, manusia terkadang tidak dapat atau sanggup menghadapinya dengan mudah. Adalah suatu hal yang muskil jikalau dalam keseluruhan hidupnya, manusia tidak pemah mengalami saat-saat sulit seperti itu, apalagi di dalam era perubahan sosial dan teknologi yang kini berkembang sedemikian cepat. Akan tetapi kebanyakan orang bisa jadi tidak benar-benar "putus asa", karena mereka dapat mengatasi masalah dan melanjutkan hidup dengan semestinya. Lalu apa definisi dari perilaku abnormal? Perilaku abnormal (abnormal behavior) bagi para ahli psikologi seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya lagi dengan mental illness (Morgan dkk., 1984).
Untuk mendefinisikan abnormalitas tersebut Atkinson dkk. (1992) mencoba membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal. Oleh karena itu cara mendefinisikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Beberapa cara untuk mendefinisikan perilaku abnormal antara lain adalah: penyimpangan dari norma statistik, penyimpangan dari norma sosial, perilaku maladaptif, dan kesusahan pribadi.
Penyimpangan Dari Norma Statistik.
Kata abnorrmal dapat berarti "di luar normal". definisi abnormailtas didasarkan kepada penyimpangan kurva normal dalam statistik. Pendefinisian ini barangkali menjadi lemah, karena bagi orang yang cerdas atau sangat gembira akan dapat digolongkan sebagai abnormal. Oleh karena itu, penentuan abnormal dengan cara ini masih perlu ditambah dengan indikator lain.
Penyimpangan Dari Norma Sosial.
Setiap masyarakat temyata memiliki patokan tertentu: untuk perilaku yang dapat diterima ataupun perilaku yang menyimpang (abnormal). Perilaku menyimpang tersebut di dalam masyarakat umumnya tidak dapat diketahui dari norma statistiknya. Perilaku yang dianggap normal oleh suatu masyarakat bisa jadi dianggap abnormal oleh masyarakat lain. Misalnya perilaku poliandri bagi kebanyakan masyarakat di dunia dianggap sebagai abnormal, sementara bagi masyarakat gurun di Nepal, dimana pria umumnya bekerja berhari-hari meninggalkan istrinya, perilaku poliandri (satu wanita dengan banyak suami) dianggap normal-normal saja. Jadi, baik perilaku normal maupun abnormal temyata berbeda-beda dari kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya.
Perilaku Maladaptif.
Para ahli dapat memberikan definisi perilaku abnormal berdasarkan hal-hal yang menyimpang, baik secara statistik maupun norma sosiaI. Kriteria terpenting adalah bagaimana perilaku tersebut berpengaruh pada pribadi seseorang dan/atau kelompok. Oleh karena itu perilaku abnormal kemudian disebut perilaku maladaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan), yang memiliki dampak yang merugikan dan membahayakan orang lain atau masyarakat.
Kesusahan Pribadi.
Kriteria keempat untuk menilai abnormalitas adalah dari sudut pandangan subjektif seseorang dan bukannya perilaku orang tersebut. Umumnya orang yang didiagnosis menderita "sakit jiwa mengalami penderitaan batin yang akut; selalu khawatir, batinnya menderita, gelisah, tidak dapat tidur, nafsu makan hilang, mengalami berbagai macam rasa sakit dan nyeri. Terkadang penderitaan batin hanyalah merupakan gejala abnormalitas, dimana perilaku penderita tampak normal-normal saja bagi orang awam.
Dari keempat kriteria di atas, maka tidak diperoleh jawaban yang memuaskan. Dalam banyak hal keempatnya harus dipertimbangkan bersama untukmenilai abnormalitas seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar